Kualitas dan Nilai Informasi

Bagikan Tulisan ini
Email this to someone
email
Share on Facebook
Facebook
Tweet about this on Twitter
Twitter
Print this page
Print

KUALITAS INFORMASI

Ketika pengembang sistem -baik pengguna maupun spesialis informasi- mendefinisikan output yang diberikan oleh prosesor informasi, mereka akan mempertimbangkan setidaknya empat dimensi utama dasar informasi. Keempat dimensi ini akan dapat menambah nilai dari informasi tersebut.

Dengan kata lain, untuk mengukur apakah informasi tersebut memiliki kualitas atau tidak, kita dapat mengujinya dengan empat dimensi tersebut, yaitu : relevansi informasi, akurasi informasi, ketepatan waktu dan kelengkapan informasi.

  • Relevansi. Suatu informasi tidak akan ada gunanya, apabila tingkat relevansinya dengan keadaan yang sedang dianalisis sangat tipis. Relevansi suatu informasi akan menjadi penting karena hal itu bisa menjadi variabel-variabel yang menentukan pengambilan keputusan oleh organisasi. Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut memiliki hubungan dengan masalah yang dihadapi. Pengguna haruslah dapat memilih data yang diperlukan tanpa harus melewati dahulu sejumlah fakta-fakta yang tidak berhubungan.
  • Akurasi. Informasi yang diterima organisasi harusnya dapat dipercaya adanya. Dengan demikian penting kiranya kita mengetahui sumber pertama pembawa informasi tersebut. Apabila kita tidak mengetahui siapa pembawa pertama informasi tersebut, maka ini akan berbahaya karena tidak ada yang bertanggung jawab sehubungan dengan akibat yang ditimbulkan oleh adanya informasi tersebut. Informasi yang akurat juga akan menjadi tolok ukur ketepatan dan keberhasilan pengambilan keputusan.

Seharusnya seluruh informasi adalah akurat. Akan tetapi, hal-hal yang memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan menambah biaya dari sistem informasi tersebut. Oleh karenanya, para pengguna informasi seringkali harus menerima informasi dengan tingkat akurasi kurang dari 100 persen.

  • Ketepatan waktu. Seyogyanya, informasi harus tersedia pada saat pengambilan keputusan sebelum situasi yang genting atau hilangnya peluang yang ada. Informasi yang datang setelah suatu keputusan diambil tidak akan memiliki nilai. Ketepatan waktu juga amat penting artinya bagi datangnya informasi yang dibutuhkan oleh keadaan tertentu. Semakin up to date suatu informasi yang ada, maka akan semakin berguna informasi tersebut. Sebaliknya, semakin kadaluarsa suatu informasi, maka akan semakin tidak ada artinya.
  • Kelengkapan. Para pengguna harus memperoleh informasi yang menyajikan suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya. Pengguna hendaknya dapat menentukan jumlah rincian yang dibutuhkan. Informasi dikatakan lengkap apabila memiliki jumlah rincian agregasi yang tepat dan mendukung semua area di mana keputusan akan diambil.

NILAI INFORMASI

Informasi akan memiliki nilai yang tinggi apabila ia memiliki manfaat bagi penggunanya, sebaliknya apabila informasi tidak memiliki manfaat, ia tidak mempunyai nilai.

Setiap informasi akan memiliki arti penting yang berbeda tergantung siapa yang memerlukan informasi tersebut. Sebagai contoh, angka pertumbuhan ekonomi suatu Negara tentu akan dibutuhkan oleh para pelaku bisnis, pemimpin perusahaan, pengamat ekonomi dan lain-lain yang membutuhkan informasi mengenai angka pertumbuhan ekonomi tersebut. Akan tetapi, informasi tersebut tidak akan ada artinya bagi tukang mie ayam, tukang ojek atau tukang warteg misalnya.

Suatu informasi akan sangat bernilai jika dikaitkan dengan bagaimana ia berkorban untuk mendapatkan informasi tersebut. Semakin mahal ia mendapatnya, maka ia akan semakin bernilai tinggi. Sebaliknya, apabila ia mendapatkannya dengan sangat murah maka informasi tersebut menjadi tidak bernilai. Contohnya adalah, informasi mengenai rahasia perusahaan yang mungkin diperoleh dengan cara membajak manajer perusahaan pesaing, tentu akan memiliki arti yang sangat penting bagi perusahaan tersebut. Akan tetapi, apabila ia mendapatkan informasi perusahaan pesaing dari gosip di majalah hiburan misalnya, maka informasinya menjadi tidak bernilai apa-apa selain hiburan semata.


Buku: Sistem Informasi Manajemen Edisi 2, Penulis: Ais Zakiyudin, SE., MM.