Bagaimana Sekolah Swasta Bertahan di Tengah Pandemi

Bagikan Tulisan ini
Email this to someone
email
Share on Facebook
Facebook
Tweet about this on Twitter
Twitter
Print this page
Print

AISZAKI.com – Kondisi saat ini sesungguhnya adalah ujian khususnya dalam hal ini adalah bagi para pengelola sekolah swasta. Sebagaimana sama-sama kita ketahui bahwa sejak pertengan bulan Maret 2020 pemerintah membuat kebijakan untuk meliburkan siswa dari aktifitas masuk ke sekolah.

Sebagai gantinya, siswa melakukan pembelajaran secara daring atau online di rumah. Ternyata liburnya siswa diarenakan Covid19 ini menjadi berbilang bulan dan entah kapan siswa akan masuk ke sekolah. Beredar wacana pembelajaran online akan berlanjut sampai bulan Desember 2020. Siswa baru masuk ke sekolah bulan Januari 2021.

Silakan baca: Pembelajaran Online Siswa SDIT Wirausaha Indonesia

Hal ini menyebabkan tidak sedikit orang tua siswa yang enggan atau setidaknya menahan pembayaran SPP untuk anak-anaknya. Disamping kondisi ekonomi saat ini sedang tidak bergairah, juga dikarenakan anak-anaknya belajar di rumah sehingga orang tua merasa kewajiban membayar SPP menjadi kurang diprioritaskan.

Akibatnya, sekolah mengalami kesulitan keuangan. Sekolah kesulitan khususnya untuk membayar gaji guru. Beberapa sekolah swasta ada yang sedang mempertimbangkan untuk merumahkan karyawannya tanpa gaji, karena tidak ada uang. Kondisi ini tentu saja cukup menyedihkan.

Apa yang bisa dilakukan oleh sekolah swasta agar para orang tua tetap mau membayar SPP? Jawabannya adalah siswa harus masuk ke sekolah. Tentu saja hal ini bukan perkaran yang mudah karena sangat erat terkait dengan kebijakan pemerintah.

Ada baiknya pihak-pihak terkait dan berwenang menelaah dan mengkaji beberapa pilihan yang mungkin bisa diambil untuk menyelamatkan lembaga pendidikan dan karyawannya.

Usulan

Sekalipun ada aktifitas siswa di sekolah, sekolah tetap bisa melakukan hal-hal penting untuk mencegah terjadinya penularan virus, yaitu dengan cara menerapkan protokol kesehatan dan hal-hal teknis yang bisa dilakukan sekolah, yaitu:

  1. Sekolah secara rutin menyemprot bagian gedung yang sering disentuh tangan dengan desinfektan
  2. Ketika siswa masuk, kedua telapak tangan siswa langsung disemprot dengan handsanitizer oleh petugas sekolah
  3. Pada jam istirahat siswa mencuci tangan dengan sabun. Sekolah menyiapkan tempat cuci tangan yang memadai sesuai dengan jumlah siswa
  4. Jam masuk siswa dibuat dua shif dengan jam belajar separuh dari biasanya. Sehingga dalam satu kelas hanya terdiri dari 10-15 siswa, duduknya bisa dibuat berjarak
  5. Buat peraturan agar orang tua yang mengantar dan menjemput tidak berkerumun

Demikian hal-hal yang bisa dilakukan oleh sekolah. Dengan adanya aktifitas masuk sekolah, harapannya orang tua akan tetap mau membayar SPP untuk anak-anaknya. Sehingga kondisi keuangan sekolah bisa diselamatkan dan karyawan sekolah tidak ada yang di rumahkan.

Semoga hal ini menjadi kajian dan analisa oleh pihak-pihak terkait yang berwenang. Kita sama-sama berdoa keadaan akan semakin membaik dan kita bisa mengambil hikmah dari semua ujian yang Allah SWT berikan. Amiin.

Baca juga: Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah