Uang 2000 Menjadi 1.100.000

Bagikan Tulisan ini
Email this to someone
email
Share on Facebook
Facebook
Tweet about this on Twitter
Twitter
Print this page
Print

AISZAKI.com – Siang itu saya memacu motor Legenda 2 menuju toko handphone. Bukan untuk membeli hp baru tapi untuk menjual hp Nokia saya. Saya hendak menjual salah satu dari dua hp demi bisa membeli beberapa liter beras, maklum di rumah sudah tidak ada beras. Dua hp tersebut adalah Nokia GSM dan Nokia Flexi.

Silakan baca: Mengisi Kuliah Online Matkul Metode Penelitian

Sesampainya di toko hp, saya lemes. Apa pasalnya? Menurut si pelayan toko hp saya terlalu jadul, jadi dia bingung nawarnya. Saya bilang berapapun akan saya jual, yang penting saya bisa pulang dengan membawa beberapa liter beras, anak-anakku menunggu di rumah, batinku. “Maaf pak sepertinya tidak ada yang mau membeli hp bapak”.

Ok. Saya bingung harus berikhtiar apalagi karena ketika itu solusinya hanya menjual hp. Sementara duit di kantong cuma ada selembar dua ribu. Pilihan saya dua, segera pulang karena bensin di motor sudah tiris, atau jalan kemana saja roda motor hendak berputar, siapa tahu ada rezeki, tapi bensin motor sudah tiris, tidak bisa jalan jauh.

Tangan saya mengarahkan motor ke atm b*a siapa tahu masih ada sisa saldo berapa saja. Saldo atm Nihil, malah saya harus memberi anak peminta-peminta dengan duit yang tinggal satu lembar. Entah kenapa saya berkeinginan untuk pergi ke atm m**diri yang ada di pom bensin dekat terminal Cikarang.

Sesungguhnya saya tidak yakin masih memiliki saldo di atm tersebut. Saya yakin saldonya sudah kosong karena setahun lebih tidak ada transaksi. Transaksi terakhir sekitar setahun yang lalu ketika saya melunasi pinjaman dengan cara menjual rumah di Wahana Harapan dan sertifikatnya pun berpindah tangan. Ketika itu saya sudah menganggap tutup saldo.

Entah kenapa tiba-tiba ada keinginan dalam diri saya untuk memasukkan kartu atm ke mesin atm yang ada logo link nya tersebut. Saya memasukkan kartu atm, menekan nomor pin selanjutnya menekan tombol angka “dua nol nol”. Centring, duitnya keluar seratus ribuan dua lembar. Saya kaget bukan kepalang. Loh kok ada duitnya. Yang membuat saya tambah kaget adalah di struk yang keluar tertera saldonya masih ada 900 ribu lagi. Seketika langsung saya ambil semua dan tinggal beberapa puluh ribu lagi karena tidak bisa diambil.   

Saat itu juga saya melakukan sujud syukur di depan mesin atm sambil menangis sesenggukan. Keluar dari mesin atm, saya langsung mengisi bensin motor yang sudah tiris, membeli beras dan satu dus mie instant dengan rasa gembira. Sambil pulang saya tidak berhenti bersyukur.

Sambil merasakan keheranan yang luar biasa, saya mengingat kembali kejadian beberapa saat lalu ketika di atm b*a. Saya memberi uang dua ribuan ke si anak peminta-minta, padahal itu adalah duit saya satu-satunya. Saya lalu berfikir, mungkin itu salah satu wasilah rezeki saya hari ini. Kejadian ini tahun 2010 antara bulan Januari sampai Maret.

Baca juga: Menghadiri Pertemuan Dosen UBSI