AISZAKI.com – Beberapa waktu yang lalu kami mengunjungi anak kedua di pesantren, Bogor. Waktu itu Rahman kelas 2 tsanawiyah.
Sesampainya di pondok, seperti biasa kami ke kelas di mana Rahman belajar. Ternyata di kelas tidak ada, kata gurunya Rahman sedang kurang sehat dan tidak bersekolah hari itu.
Silakan baca: Tingkatan Manajemen
Kami langsung menuju asrama santri. Betapa terkejut, kaget dan sedih. Kami mendapati Rahman sedang meringkuk di atas ranjang. Kondisi badan demam cukup tinggi. Rahman kaget bercampur gembira ada abi dan uminya ketika melek mata.
Sebagai orang tua, kami cukup miris dan prihatin melihat anak dalam kondisi tidak berdaya dan tidak ada yang menangani sakitnya. Mungkin karena sakitnya hanya demam, maka dianggap biasa saja oleh seluruh penghuni asrama.
Baca: Anak-anak Silakan Pecahkan Persoalannya Sendiri
Di pesantren ini cukup susah untuk berkomunikasi. Seringkali komunikasi antara orant tua dan wali kamar lumayan repot. Hari ini kami wa minggu depan baru dijawab oleh wali kamar. Telepon tidak diangkat, sms tidak kunjung dijawab. Tapi, itu bukan perkara yang perlu diperbesar.
Kami memang selalu berpesan kepada anak-anak yang mondok bahwa, kalian harus selalu menjaga kesehatan, selalu menjaga diri karena jika terjadi sakit kami belum tentu bisa mengunjunginya tepat waktu. Hal ini dikarenakan jarak pesantren yang cukup memakan waktu dan kesibukan yang terkadang tidak mudah untuk ditinggalkan.
Dan benar, Rahman dan Hafshah tidak pernah memberitahu kami jika sedang sakit. Mereka akan memberitahu kami ketika sudah sehat, sehingga orang tuanya tidak dibuat khawatir.
Bagi kami, itulah salah satu cara menanamkan kemandirian kepada diri anak, agar mereka tidak cengeng dan manja.
Baca juga: Penggalangan Dana untuk Cinta dan Solidaritas Palestina