AISZAKI.com – Beberapa hari sebelum keberangkatannya ke Turki, saya membiarkan Hafshah sibuk.
Ya sibuk mengurusi semua yang terkait kuliah dan administrasi ke luar negeri. Dari mulai menghubungi teman-teman yang rencananya mau berangkat ke Pakistan, sibuk berkoordinasi dengan kakak kelasnya yang sudah terlebih dahulu kuliah di Pakistan, menterjemahkan ijazah dan dokumen lainnya, sampai biaya akomodasi selama hidup di luar negeri dan lain-lain.
Silakan baca: Anak-anak Silakan Pecahkan Persoalannya Sendiri
Selama beberapa hari Hafshah sibuk dengan gajetnya, telepon, wa an dan ketemuan dengan teman-temannya.
Saya memang sengaja memberikan pekerjaan untuknya agar dia memahami betul apa saja yang diperlukan dan betapa repotnya jika ingin belajar ke luar negeri.
Baca: Mampir ke İstanbul Universitesi 1453
Saya bilang ke Hafshah, dalam hal keberangkatan kamu ke luar negeri, abi hanya membantu pembiayaan saja, selebihnya itu urusan kamu, semuanya harus dipersiapkan sendiri secara mandiri.
Maka jadilah anakku sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatunya sendiri.
Hingga beberapa hari sebelum berangkat ke Turki, saya baru memberitahukan bahwa dia tidak berangkat ke Pakistan, akan tetapi ke Turki. Seketika Hafshah sujud syukur karena tidak menyangka bakal kuliah ke Turki.
Ya kami memilih Turki karena berbagai pertimbangan dan ternyata ini adalah sesuai impiannya enam tahun yang lalu, bukan Pakistan.
Baca juga: Santunan dan Jumat Berkah SDIT Wirausaha Indonesia