Kuliah di Luar Negeri, Impian Enam Tahun yang Lalu

Bagikan Tulisan ini
Email this to someone
email
Share on Facebook
Facebook
Tweet about this on Twitter
Twitter
Print this page
Print

AISZAKI.com – Sudah sejak awal masuk pesantren anakku memiliki cita-cita ingin kuliah di luar negeri, khususnya Turki. Hafshah pernah mengutarakan keinginan untuk kuliah di Turki enam tahun yang lalu, yakni ketika masih kelas satu tsanawiyah.

Saya hanya mengatakan, silakan bangun impianmu, apa pun itu termasuk keinginan kuliah di luar negeri. Bagaimana kenyataannya nanti, itu urusan kemudian.

Silakan baca: Membangun Budaya Membaca di SDIT Wirausaha Indonesia

Ketika itu saya tidak bisa membayangkan impiannya kuliah di luar negeri bakal terwujud hari ini. Saya hanya berkeyakinan bahwa, MANUSIA AKAN MENDAPATKAN SEBESAR IMPIANNYA. Itu sebagaimana yang Allah SWT janjikan kepada hamba-hambaNya.

Enam tahun berlalu, impian Hafshah alhamdulillah terwujud. Dengan berbagai lika-likunya, akhirnya anakku bisa berangkat ke Turki pada tanggal 10 September 2019

Kami bukanlah orang tua yang memiliki banyak tabungan atau memiliki duit berlebih. Saya tidak gemar menabung, lagian apa yang mau ditabung? Alhamdulillah cukup makan, cukup sandang dan membiayai anak-anak di pesantren.

Baca: Kehilangan KTP, ATM & Buku tabungan di Istanbul

Benar kata orang, impian akan menemukan jalannya sendiri. Banyak hal ajaib dan wasilah-wasilah amazing terkait anakku bisa berangkat ke sana. Dari mulai dipertemukannya kami dengan mahasiswa kedokteran di Istanbul, orang inilah yang menjadi pemandu dari mulai keberangkatan di bandara sampai di tempat tujuan. Ada orang yang dengan ringan tangan memberi pinjaman lunak sebesar 20 juta untuk tambahan biaya keberangkatan dan lain-lain.

Semua keajaiban itu adalah karunia yang Allah SWT kirimkan kepada kami demi mewujudkan cita-cita anakku Hafshah untuk kuliah di Turki. Allah Mahapemurah.

Oleh karenanya, jangan takut untuk bermimpi. Karena Allah akan memberikan sebesar impian kita. Wallohu a’lam.

Baca juga: Saya, Anak yang Gagal Mondok