AISZAKI.com – Apa yang ada dibenak banyak orang ketika mendengar kata-kata demonstrasi? Mungkin yang pertama kali terpikir adalah sekumpulan orang dengan membawa spanduk, hingar-bingar dengan pengeras suara yang cukup kencang, ada orasi dari korlap dan jalanan mendadak penuh kendaraan yang mengantri, karena jalanan menyempit.
Apa yang menjadi pertimbangan para orang tua dalam memilih sekolah?
Tidak salah. Namun kali ini saya ingin menceritakan mengenai demonstrasi yang jauh dari hingar bingar. Saya pernah melakukan demontrasi damai dengan cara yang sangat unik, yaitu dengan cara makan petai satu papan penuh dan masih mentah. Eits tunggu dulu, kalau makannya di ruang terbuka mungkin hal yang lumrah, tapi bagaimana kalau makan petainya di ruang tertutup dan ber Ac? Hmm pasti baunya sangat menusuk hidung. Ruangan itu adalah ruang kerja kami sebagai staf departemen produksi sebuah perusahaan produksi besi.
Apa yang melatarbelakangi ‘kenekatan’ saya memakan petai mentah di dalam ruangan ber ac? Ya karena saya tidak tahu dengan cara bagaimana lagi untuk menghentikan kebiasaan merokok teman-teman dan para pimpinan perusahaan yang merokok sembarangan di ruangan kerja kami.
Sudah tahu ruangan ber ac dan staf kantor juga tidak ada yang merokok, eh mereka datang dengan rutin ke kantor untuk ngobrol dan merokok, kan asem. Mereka yang nikmat, kita yang mabok asap. Sampai-sampai salah seorang rekan kami ada yang muntah darah, setelah didiagnosa dokter beliau terkena paru-parunya, padahal teman saya bukanlah perokok aktif. Bayangkan, bertahun-tahun menghisap asap rokok di ruangan tertutup.
Setiap hari kami harus menghirup udara di ruangan kami yang dipenuhi dengan asap rokok tebal, seperti kabut. Berkali-kali dibuat himbauan tertulis larangan merokok di ruangan ber ac, tetap saja mereka membandel.
Nah, oleh karena saya menyukai makan petai, maka timbul ide untuk makan petai mentah di ruangan kami untuk menyatakan protes. Dan benar saja, ketika mereka masuk ruangan, tanpa komando mereka langsung marah dan menanyakan siapa yang makan petai di ruangan.
“Siapa yang makan petai di ruangan ini, sudah tahu ruangan ber ac, makan petai lagi”, hardik salah seorang pimpinan pabrik. Saya bilang, “Saya yang memakan petai, kenapa memangnya? Bapak setiap hari merokok di ruangan kerja saya juga nyantai aja kok, kami setiap hari harus menghirup udara yang sudah dicemari asap rokok, apa bapak pernah memikirkan akibatnya?”.
Sebagai pamungkas, saya berkata, “Kalau bapak bisa dengan bebas mencemari udara di ruangan tempat saya bekerja, kenapa saya tidak boleh memakan petai di ruangan ini?”
Singkat cerita, mulai saat itu keluarlah peraturan tertulis mengenai tidak bolehnya merokok di ruangan tersebut. Peraturan ini ditandatangani oleh adalah pimpinan tertinggi di departemen, yang tidak ada seorang pun berani membantah dan melanggarnya. Beliau ini juga salah seorang penyumbang asap rokok di ruangan tersebut, tapi mulai saat itu sudah tidak mau lagi merokok di ruangan kerja kami.
Ternyata rokok bisa digunakan untuk demonstrasi damai ya.
Baca juga: Yuuk kepoin sekolah penghafal Al-Qur’an dan pembibit wirausaha sejak usia dini